1.
Sentralisasi dan desentralisasi
A. Konsep
sentralisasi pendidikan
Sentralisasi
adalah seluruh wewenang terpusat pada pemerintah pusat. Daerah tinggal menunggu
instruksi dari pusat untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah
digariskan menurut Undang-Undang. Menurut ekonomi manajemen sentralisasi adalah
memusatkan semua wewenang kepada sejumlah kecil manager atau yang berada di
suatu puncak pada sebuah struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan
pemerintah sebelum otonomi daerah. Kelemahan sistem sentralisasi adalah dimana
sebuah kebijakan dan keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang
yang berada di pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal
menjadi lebih lama.
Sistem
pengaturan yang sentralstik ditujukkan untuk menjamin integritas, kesatuan, dan
persatuan bangsa. Tilaar (1991: 22) mengemukakan bahwa pendekatan sentralistik
mempunyai posisi yang sangat strategis dalam mengembangkan kehidupan serta
kohesi nasional karena peserta didiknya adalah kelompok umur yang secara
pedaogik sangat peka terhadap pembentukan kepribadian. Dalam jenjang pendidikan
inilah dapat diletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi ketahanan nasional,
apresiasi kebudayaan nasional, dan daerah, serta nilai-nilai patriotisme dan
cinta tanah air sebagai negara kesatuan. Dalam pelaksanaan manajemen berbasis
sekolah, pendekatan sentralistik masih diperlukan, terutama untuk menentukan
kurikulum pendidikan nasional dan menetapkan anggaran agar dapat dicapai
kesamaan dan pemerataan standar pendidikan diseluruh wilayah tanah air.
Indonesia
sebagai negara berkembang dengan berbagai kesamaan ciri sosial budayanya, juga
mengikuti sistem sentralistik yang telah lama dikembangkan pada negara
berkembang. Konsekuensinya penyelenggaraan pendidikan di Indonesia serba
seragam, serba keputusan dari atas, seperti kurikulum yang seragam tanpa
melihat tingkat relevansinya bagi kehidupan anak dan lingkungannya.
Konsekuensinya,
posisi dan peran siswa cenderung dijadikan sebagai objek agar yang memiliki
peluang untuk mengembangkan kreatifitas dan minatnya sesuai dengan talenta yang
dimilikinya. Dengan adanya sentralisasi pendidikan telah melahirkan berbagai
fenomena yang memperhatikan seperti :
a. Totaliterisme
penyelenggaraan pendidikan
b. Keseragaman
manajemen, sejak dalam aspek perencanaan, pengelolaan, evaluasi, hingga model
pengembangan sekolah dan pembelajaran.
c. Keseragaman
pola pembudayaan masyarakat
d. Melemahnya kebudayaan
daerah
B.Konsep
Desentralisasi
Desentralisasi di
Indonesia sudah ada cukup lama, dimulai sejak tahun 1973, yaitu sejak
diterbitkannya UU no. 5 tahun 1973 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah
otonomi dan pokok-pokok penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi tugas pusat
dan daerah. Dan terdapat pula pada PP No. 45 tahun 1992 dan dikuatkan lagi
melalui PP No. 8 tahun 1995. Menurut UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan
daerah, desentralisasi dikonsepsikan sebagai penyerahan wewenang yang disertai
tanggung jawab pemerintah oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom.
Beberapa alasan
yang mendasari perlunya desentralisasi :
a. Mendorong
terjadinya partisipasi dari bawah secara lebih luas.
b. Mengakomodasi
terwujudnya prinsip demokrasi.
c. Mengurangi
biaya akibat alur birokrasi yang panjang sehingga dapat meningkatkan efisiensi.
d. Memberi peluang
untuk memanfaatkan potensi daerah secara optimal.
e. Mengakomodasi
kepentingan politik.
f. Mendorong
peningkatan kualitas produk yang lebih kompetitif.
2. motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas,
arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen
utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
Berdasarkan teori
hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori
motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah
perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki
motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat
untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang
sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di
masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh
dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang
tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan
anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada
perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan
motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama
dengan semangat.
Dalam hubungan
antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat
seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja
yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi.Sebaliknya
elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama
seseorang dapat mempertahankan usahanya.[
Sejarah
Teori Motivasi
Tahun
1950an merupakan periode perkembangan konsep-konsep motivasi. Teori-teori yang berkembang pada masa ini
adalah hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y, dan teori dua faktor.Teori-teori
kuno dikenal karena merupakan dasar berkembangnya teori yang ada hingga saat
ini yang digunakan oleh manajer pelaksana di organisasi-organisasi di dunia
dalam menjelaskan motivasi karyawan.
3. kepemimpinan
Kepemimpinan dan
manajemen adalah hal penting bagi kesuksesan individu dan organisasi di
lingkungan global saat ini yang penuh tantangan. Pemimpin menyusun dan memulai
strategi yang menciptakan dan mendukung pembedaan dan keuntungan yang
kompetitif. Mereka terus-menerus mengejar dan mengevaluasi inovasi yang bisa
meningkatkan produktivitas, peluang usaha dan pasar baru, dan pembedaan dan
keuntungan kompetitif yang baru atau yang dikembangkan. Mereka mengarahkan dan
mempengaruhi sikap dan aktivitas korporat untuk mengembangkan lingkungan dan
proses yang mendukung dan memelihara strategi-strategi ini. Pemimpin
memelihara tanggung jawab dan komitmen di penjuru organisasi dengan memastikan
bahwa semua karyawan memahami bagaimana mereka memberikan kontribusinya untuk
kesuksesan peruasahaan, dan bagaimana kontribusi mereka akan diakui dan dihargai.
Skandal korporat dan pemerintahan telah memperkuat pentingnya integritas
personal dan standar etika bisnis yang tinggi diantara kualitas yang diperlukan
dalam diri pemimpin.
Manajer menerapkan
strategi dalam operasional harian. Mereka menetapkan proses dan sistem,
menciptakan aturan bisnis dan prosedur operasi, serta memonitor kinerja untuk
memaksimalkan efisiensi produksi dari produk dan jasa perusahaan. Mereka
memiliki tanggung jawab utama untuk memastikan penggunaan sumber perusahaan
dengan efisien dan tepat, termasuk peralatan, karyawan dan modal. Mereka
memastikan bahwa karyawan yang memiliki pendidikan, arahan dan sumber
dibutuhkan untuk melakukan tugas mereka.
Topik mengenai
pembahasan tertentu termasuk teori dan model kepemimpinan seperti kepemimpinan
situasi, kepemimpinan transaski, dan kepemimpinan transformasional. .
Ketrampilan kepemimpinan meliputi analisa resiko, manajemen perubahan,
kemampuan komunikasi dan motivasi, perencanaan stratejik, dan kemampuan
konseptual yang kuat seperti pemikiran abstrak, penilaian dan kreativitas.
Ketrampilan manajemen meliputi manajemen administrasi, perencanaan taktis,
manajemen waktu, penyelesaian konflik, pemecahan masalah,team-building,
pengukuran kinerja dan analisa alur kerja.
Manajemen yang lebih
baik memberikan sumber kepemimpinan dan manajemen yang didesain untuk
meningkatkan ketrampilan Anda di bidang perencanaan stratejik dan taktis,
analisa kompetitif dan pasar, komunikasi internal dan eksternal, analisa
operasional dan manajemen, serta inovasi dan analisa resiko. Kehidupan
kita dan pengetahuan memberikan Anda pandangan mengenai kepemimpinan dan
manajemen dari para pakar dan pemiliran pemimpin dari penjuru dunia. Artikel
manajemen bisnis dan buku bisnis terbaik memberikan Anda tip dan nasehat praktis
yang Anda butuhkan unutk menggerakkan ketrampilan kepemimpinan dan manajerial
ke level berikutnya.
4. pendelegasian wewenang
PENDAHULUAN
Pendelegasian
(pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi
pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip delegasi
agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada
bawahannya.
PEMBAHASAN
Ada empat kegiatan dalam
delegasi wewenang:
1.
Manager perawat/bidan
menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya kepada orang yang diberi
pelimpahan;
2.
Manajer melimpahkan
wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan;
3.
Perawat/bidan yang
menerima delegasi baik eksplisit maupun implisit menimbulkan kewajiban dan
tanggung jawab.
4.
Manajer perawat/bidan
menerima pertanggungjawaban (akontabilitas) atas hasil yang telah dicapai.
Ada beberapa alasan
mengapa pendelegasian diperlukan.
1.
Pendelegasian
memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil yang lebih baik dari pada
semua kegiatan ditangani sendiri.
2.
Agar organisasi berjalan
lebih efisien.
3.
Pendelegasian
memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan perhatian terhadap
tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
Dengan pendelegasian,
memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang, bahkan dapat dipergunakan
sebagai bahan informasi untuk belajar dari kesalahan atau keberhasilan.
Kapan tidak perlu
dilakukan delegasi
Hindari mendelegasikan
kekuasaan dan tetap mempertahankan moral dalam pelaksanaannya. Kontrol dilakukan
khusus pada pekerjaan yang sangat teknis atau tugas tugas yang melibatkan
kepercayaan. Hal ini merupakan hal yang kompleks dalam manajemen
keperawatan/kebidanan, sehingga memerlukan pengetahuan dan kemampuan yang
khusus. Manajer perawat/bidan yang akan menangani hal tersebut seharusnya
memiliki kemampuan ilmu manajemen dan perilaku. Mendelegasikan tugas dan
tanggung jawab dapat menyebabkan perawat/bidan klinis berasumsi bahwa
manajer tidak mampu untuk menangani tanggung jawab kepemimpinannya terhadap
manajemen keperawatan/kebidanan.
Keengganan manajer
melakukan delegasi karena mereka takut wewenang itu akan disalahgunakan oleh
bawahannya. Atau, bawahannya tidak akan mampu melakukan sebaik yang ia lakukan.
Oleh karena itu pilihlah secara cermat dan bijak bawahan yang pantas menerima
delegasi. Jangan pilih sembarang orang. Konsekuensi pendelegasian wewenang
adalah upaya untuk mengembangkan bawahan. Ini termasuk menuntut bawahan untuk
benar-benar bertanggung jawab atas wewenang yang diberikannya.